Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Kamis, 07 Juni 2012

BELAJAR MENULIS_2

Makassar,28 April 2012, pukul 19.15

Seri kedua rekomendasi buku “Daripada Bete, Nulis Aja” halaman 38-40 dimaksudkan untuk melahirkan kreativitas dengan menulis bebas. Metode yang digunakan yaitu dengan focus menulis dalam jangka waktu tertentu  tanpa henti dengan menulis apa saja yang muncul dalam pikiran tentang sebuah tema atau topik. Sesekali jika terjadi kebuntuan atau tidak ada inspirasi untuk melanjutkan suatu kalimat maka disarankan untuk menulis tidak terpikir.. tidak terpikir.. tidak terpikir.. secara berulang-ulang sampai terdapat inspirasi baru. Usahakan tulisanmu tidak terputus, terus gerakkan tanganmu dan tulis apa saja. Topik yang akan ditulis bebas tergantung apa yang ada dipikiran kita, yang terpenting adalah menggerakkan pena bagi yang menulis manual atau menggerakkan jari jemari bagi yang menggunakan komputer.
Topik yang di contohkan dalam buku tersebut bagi yang sulit menentukan topic yaitu:
·         Apa yang kamu lihat hari ini? (Atau tidak kamu lihat hari ini)
·         Jika kamu punya saudara kembar, akan seperti apakah dia? (dan jika kamu punya saudara kembar, tulis seperti apa rasanya jika hanya satu-atau tiga orang bersamaan- yang terlahir?)
·         Kemana kamu akan pergi jika dapat bepergian kemana saja? Apa yang kamu lakukan disana?
Dari ketiga topik di atas, saya lebih tertarik memilih topik ketiga. Berikut ulasannya:
***
“Jika Aku Dapat Pergi Kemana Saja”
Jika aku dapat pergi kemana saja seperti pada film doraemon dan jumper maka saya akan ke… tidak terpikir.. tidak terpikir… tidak terpikir…  Disana saya akan melakukan.. tidak terpikir… tidak terpikir… Jika saya punya mesin waktunya doraemon maka saya akan pergi ke zaman purba untuk tau apa betul nabi adam itu manusia purba, saya juga akan ke zamannya Rasulullah Muhammad SAW untuk melihat tingkah lakunya beliau sehingga tidak akan ada lagi pertengkaran diantara pengikutnya.
Tapi semua itu hanyalah khayalan, dalam kehidupan nyata aku tak akan kemana-mana, aku hanya ingin terus berada disisimu..
***
Lebih lanjut dikatakan dalam buku ini, salah satu manfaat menulis bebas adalah kata-kata tampak nyata pada halaman walaupun hanya sepotong-sepotong tapi toh ternyata kita telah menghasilkan sesuatu. Langkah selanjutnya adalah memperluas tulisan bebas dan membantunya mengambil bentuk (Bagai menanbahkan air ke busa spons). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain barainstorming (curah gagasan), clustering (Pengelompokan) dan terakhir seleksi.

Brainstorming
Curah gagasan berarti membuat gagasan baru yang muncul dari tulisan tulisan kita sebelumnya.
Contoh:
Kalimat-kalimat:
-          Doraemon
-          Jumper
-          Zaman purba
-          Berada disisimu
Gagasan Baru:
-          Teknologi
-          Film
-          Zaman prasejarah
-          Charles Darwin
-          Tempat meyenangkan
Ide-ide baru ini dapat membatu dalam mengembangkan tulisan-tulisan yang akan ditambahkan kedalam tulisan sebelumnya.
Clustering
Yaitu mengembangkan tulisan dengan membuat percabangan ke berbagai arah. Untuk pengelompokan, dipilih ide utama dan dilingkari di tengah halaman baru. Selanjutnya catata semua kata yang terkait dan hubungkan dengan garis.
Contoh:


Seleksi
Yaitu mengelompokkan yang serupa dengan yang seupa, contoh:
Yang bias kemana saja
-          Jumper
-          Teknologi Doraemon dengan pintu ajaib dan mesin waktu
Kemana saja dalam dimensi waktu saya akan ke:
-          Zaman Purba
-          Zaman Nabi
Kemana saja dalam dimensi ruang:
-          Kaki gunung untuk mendaki
-          Menjadi chamber, loser atu climber
Dengan metode-metode diatas, kita telah memiliki banyak pemicu gagasan untuk ditulis.
Berikut penyempurnaan tulisan sebelumnya dengan menggunakan rekonmendasi metode diatas:

***
Jika Aku Dapat Kemana Saja
Pernyataan yang unik dan pastinya akan mengantarkan saya pada khayalan, entah itu tingkat tinggi seperti yang dikatakan Ariel Peterpan atau hanya hayalan kekanak-kanakan. Dapat kemana saja mengasosiasikan ingatan saya pada film fiksi ilmiah “Doraemon”. Kucing robot yang berasal dari abad ke XXI yang mempunya teknologi yang sangat canggih sehingga dapat mempermudah kehidupan. Film ini menarik karena setting yang digunakan adalah Jepang di Abad ke XX tetapi masih diputar sampai sekarang yang sudah berada di abad ke XXI. Uniknya karena ternyata banyak diantara teknologi yang di tampilkan pada film itu ada yang terbukti dan jauh lebih banyak yang tidak terbukti.
Yang terbukti dari teknologi doraemon tidak secara gamblang seperti yang terdapat pada filmnya tetapi dengan prinsip yang sama. Baling-baling bamboo yang merupakan alat transportasi personal yang paling sering digunakan oleh tokoh-tokoh dalam film kartun tersebut mempunyai prinsip yang sama dengan helicopter yang lazim kita lihat. Adapun yang belum terbukti salah satunya yaitu pintu kemana saja dan mesin waktu yang sekarang menjadi topic dalam tulisan ini. Dengan memiliki  kedua alat itu, kita dapat pergi kemana saja dalam dimensi ruang dan waktu. Pintu ajaib dapat membawa kita ke tempat mana saja di dunia ini sedangkan mesin waktu dapat membawa kita ke semua masa dalam skala waktu.
Salah satu film yang lain yang terasosiasi dalam pikiran sehubungan dengan kata “Pergi Kemana Saja” yaitu film berjudul “Jumper”. Di ceritakan beberapa orang dengan kemampuan khusus dapat melompat melintasi suatu dimensi ruang ke ruang yang lain. Hanya dengan kedipan mata, ia dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Tokoh utama dari film tersebut diskenariokan menjadi kaya tanpa pernah bekerja bahkan untuk sekedar membuka pintu. Jelas karena ia dapat tiba-tiba berada di dalam ruang penimpanan uang tanpa diketahui penjaga. Kemampuan yang di salah gunakan untuk mencuri.
Jika tadi otak mengasosiasikan kata tersebut dengan objek lain, maka sekarang waktunya berimajinasi jika teknologi atau kemampuan tersebut menjadi milikku. Disini saya tidak akan mengulasnya berdasarkan item teknologi atau kemampuan supra natural melainkan akan diulas berdasarkan prinsipnya yaitu dapat pergi ke tempat dan masa apa saja.
Maka mulailah saya berandai andai dalam dimensi waktu. Jika seandainya saya dapat ke masa apa saja maka masa pertama yang akan saya datangi adalah zaman prasejarah untuk mencari tau apakah benar teori “Charles Darwin” yang disimpulkan oleh kebanyakan orang dengan dalil bahwa “Manusia berasal dari kera”. Asumsi tersebut melahirkan banyak spekulasi diantaranya pernyataan “Ternyata Adam Dilahirkan”. Berada di zaman prasejarah akan mengkonfirmasi pernyataan-pernyataan atau spekulasi-spekulasi tersebut.
Masih dalam dimensi waktu, masa lain yang akan saya datangi adalah abad keenam-masa dimana Rasulullah Muhammad SAW hidup. Berada dalam zaman yang sama dengan Rasulullah, menjadi sahabat Rasulullah dan menjadi saksi hidupnya akan menjadwab semua pertentangan-pertentangan diantara berbagai aliran dalam Agama Islam. Pertentangan yang tak hanya dalam tataran perdebatan melainkan telah sampai konflik terbuka, perang saudara. Pertentangan yang akar masalahnnya hanya perbedaan informasi dan perbedaan penafsiran terhadap informasi tentang perilaku Rasulullah, baik dalam urusan ibadah maupun urusan dunia.
Dalam dimensi ruang, jika pergi kemana saja itu dimungkinkan, maka tempat yang menarik untuk saya kunjungi yaitu semua kaki gunung tetinggi di Indonesia. Dari tempat itu saya akan mulai mendaki ke puncaknya. Mungkin muncul pertanyan mengapa tidak sekalian saja langsung ke puncak gunung, mengapa hanya sampai di kaki gunung terus kemudian repot-repot mendaki gunung? Jawabannya, berada dipuncak gunung hanyalah hadiah dari proses panjang mendaki gunung. Yang terpenting bukanlah menaklukkan gunung melainkan menaklukkan diri sendiri. Medaki gunung bukan untuk mencapai puncaknya dan berfoto narsis. Medaki gunung membutuhkan tekad yang kuat disesrtai konsistensi untuk menembus batas yang kita buat sendiri. Itulah kenapa dalam motivasi diri dikenal istilah, chamber, loser dan climber.
Dalam meraih suatu impian pasti aka nada halangan dan rintangan. Kondisi inilah yang dianalogikan sebagai proses mendaki gunung. Chamber adalah tipe orang yang ketika melihat puncak gunung yang begitu tinggi, nyalinya langsung menciut dan menyatakan dirinya tak sanggup. Loser adalah tipe orang yang sementara mendaki gunung tetapi menyerah ditengah jalan. Sedangkan Climber adalah tipe orang yang berhasil menaklukkan gunung hingga mencapai puncaknya. Itulah mengapa kaki gunung menjadi tempat yang paling ingin saya kunjungi. Berada di kaki gunung dan melihat puncak gunung berarti menantang diri dan keyakinan untuk mundur, maju setengah jalan atau menaklukkan gunung.
Begitulah khayalan-khayalan kekanak-kanakan yang muncul dalam pikiran saya menanggapi penggalan kata “Jika Aku Dapat Kemana Saja”. Khayalan yang hamper pasti tidak dapat terealisasikan. Khayalan yang tidak dibarengi kemampuan untuk merealisasikannya. Karena ruang dan waktu hanya milik-Nya dan kita hanya mengisi ruang dan waktu yang diciptakannya untuk kita.
Mengakhiri tulisan ini, saya tuliskan dengan sepenuh hati sebuah kahayalan tinggkat tinggi. Hayalan yang berada satu disisi mata uang dengan realitas  disisi lainnya. Karena Tuhan menambatkan satu hati kehati lainnya tentu tetap dengan sebebas-bebasnya kehendak kita untuk mengaminkannya.
Jika aku dapat kemana saja
aku hanya ingin berada disisimu
menjadi penghuni hatimu yang kekal
Jika aku dapat melitasi dimensi waktu
Aku akan menyerahkan masa lalu, masa sekarang dan masa depanku
Hanya kepadamu, bersamamu dalam keabadian
Jikapun harus terpisah
hanya keabadian pula yang memisahkan kita

***



 
 
Blogger Templates