Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Selasa, 22 September 2015

Sepenggal Cerita tentang Papua

kisah papua
Potongan berita online tentang Papua
Sumber: merdeka.com


Suatu ketika di Papua saat mencari rumah responden, dengan arahan sekumpulan anak kecil yang menjadi penunjuk jalan, saya melewati pekarangan rumah yang cukup besar dibanding dengan rumah-rumah warga di sekitarnya. Begitu selesai melakukan wawancara dengan responden, seorang ibu telah menunggu dengan tatapan sinis. Benar saja, ibu yang saya maksud adalah ibu pemilik rumah yang pekarangannya saya lewati tadi. Terjadi dialog singkat yang agak menggelitik:

Rabu, 19 Agustus 2015

MERDEKA!!!

Kata orang sih, jangan mengaku cinta jika belum mengucap nama yang kamu cintai dalam doa mu?

Hari ini banyak yang menunjukkan cintanya ke Indonesia dengan berbagi ekspresi: upacara bendera, mengibarkan bendera di  bawah laut ataupun di puncak gunung, ada pula yang sekedar meramaikan dunia maya dengan ucapan dirgahayu negeriku (seperti saya)..

Apa pun ekspresi kecintaan yang ditunjukkan, jangan lupa menyelipkan doa  untuk negeri dalam sederetan doa mu: semoga masa krisis cepat berlalu (seperti saran ustads Yusuf Mansur), semoga bebas negeri kita dari korupsi dan sederetan doa yang baik2 untuk negeri kita..
Dan YANG PALING PENTING, setelah berdoa, seperti tema perayaan kemerdekaan Indonesia ke 70, Ayo Kerja!!!
Ayo berbuat untuk negeri!!!

Dirgahayu Indonesia ke 70..
Semoga jaya negeriku..

Makassar, 17 Agustus 1945

Selasa, 11 Agustus 2015

Power Point Mengurangi Kecerdasan?

"power point sebagai salah satu penyebab menurunnya kecerdasan".
Kutipan diatas saya temukan dalam salah satu artikel koran online. Karena ragu dengan isi artikelnya, saya pun mencari sumber aslinya dan ketemulah artikel ini:

http://www.nytimes.com/2010/04/27/world/27powerpoint.html?fb_ref=Default

Memang benar bahwa US Army memberi perhatian serius pada wacana ini. Tetapi sepanjang yang saya baca (dengan pemahaman bhs Inggris yg terbatas), saya tidak menemukan bahwa wacana ini merupakan hasil penelitian sebagaimana diulas dalam koran online tadi. 
Sebaliknya, wacana ini justru berasal dari "candaan" mereka ttg sulitnya memahami slide dengan diagram dynamic system thinking sehingga bagi mereka: jika sudah bisa memahami slide sama saja sudah memenangkan perang (saking sulitnya).
Namun wacana berkembang dgn serius. Banyak yang bercerita pengalamannya memakai power point hingga berasumsi ttg dampak power point bagi pemahaman manusia. Pro kontra pun berlanjut dalam sesi komentar, ada yg sepakat dengan ulasan di artikel dan ada pula yang tidak. Bagi mereka yang tidak sepakat mengajukan argumen bahwa Power Point hanya alat, selebihnya tergantung penggunanya. Orang yang mendesain power point secara baik tentu akan menghasilkan power point yang mencerdaskan (mudah dipahami).
Perdebatan ini sebenarnya juga sudah lama mengganggu pikiran saya. Power Point sering kali menjadikan pelajaran menjadi instan, baik oleh presenternya maupun yang audiensnya. Pengalaman dalam proses perkuliahan, tak jarang slide yang di tampilkan merupakan hasil copi paste dari internet (jujur, saya juga pernah). Demikian pula bagi siswa (mahasiswa), power point bisa menjadi alat belajar instan. Tak perlu mencatat, tak perlu membaca buku, tinggal copy file dan baca sebentar dan selesailah pelajaran. Instan bukan?
Di sisi lain, power point juga bermanfaat (khususnya bagi pembelar visual) untuk menyederhanakan sesuatu yang kompleks menjadi mudah di mengerti, entah itu melalui diagram sederhana, gambar ataupun video. Ini yang tidak di dapatkan jika hanya menjelaskan dengan media spidol dan papan tulis (apalagi mendikte).
Ya, seperti itulah tools..
Hadir untuk memudahkan, tetapi juga dapat membuat terlena dan menjadi malas..
 
 
Blogger Templates